Shadow Word generated at Pimp-My-Profile.com

Selasa, 27 Desember 2011

Hadiah Natal dari Imam Khomeini

Penulis dan pemikir Lebanon, Dr. Hasan Az-Zain menulis, “Imam Khomeini mewakili peristiwa besar dalam sejarah. Nama Khomeini identik dengan pergerakan Islam dan sesuatu yang bersih dan abadi. Tidak mungkin memisahkan gagasan Imam Khomeini dan pergerakan yang dihasilkan dari pandangannya tentang apa yang terjadi di seluruh dunia Islam dan lainnya. Ide dan jalan Imam itu hidup dan menghidupkan.”
Imam Khomeini memiliki karakteristik yang begitu mulia, yang dengan itulah ia menghasilkan gelombang pasang surut revolusi Islam dan mengembalikan kepada masyarakat semangat kebenaran, keadilan, kebebasan, persaudaraan, pengorbanan diri dan membela kebajikan.
Bahkan non-muslim terkesan dengan kepribadian dinamis Imam Khomeini. Dokter asal Prancis, Dr. Louie, yang masih remaja pada akhir tahun 1978, bercerita ketika Imam menjadikan sebuah desa di Paris, Neauphle lè Château, sebagai tempat tinggal sementaranya sebelum kepulangannya yang bersejarah ke Tehran dari pengasingan:

Sabtu, 24 Desember 2011

Rahbar, Sang Pemimpin Agung (2)

Betapa Khusyuknya Beliau
Manusia sukses tidak terlepas dari program-program kehidupannya yang dari hari ke hari menghantarkannya ke arah kesempurnaan. Manusia semacam ini mempunyai tujuan tinggi dan setiap hari selalu melihat hal yang baru untuk menggapai tujuannya.
Ayatollah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei adalah di antara sosok manusia yang melakukan aktivitas politik, sosial dan budaya sejak masa mudanya. Dalam perjalanan hidupnya, beliau melewati banyak masa sulit. Meski demikian, kesibukan Ayatollah Ali Khamenei tak menghalangi ibadah dan spiritualnya. Bahkan spiritual itu dapat disaksikan dalam semua aktivitas Ayatollah Ali Khamenei. Ini semua mencerminkan bahwa Rahbar senantiasa menerapkan ajaran-ajaran Rasulullah Saw dan Ahlul Bait as yang tercermin dalam ibadah, kesadaran, kesabaran, perdamaian, jihad, pencerahan atau dakwah dan perilaku mulia lainnya.

Rahbar, Sang Pemimpin Agung (1)

Rahbarku
Ketika Imam Khomeini ra, Pendiri Revolusi Islam Iran, dikabarkan meninggal dunia, hari itu dapat dikatakan sebagai hari yang terpahit bagi bangsa Iran. Masyarakat Iran saat itu sulit membayangkan lanjutnya Revolusi Islam Iran tanpa Imam Khomeini ra. Ini menunjukkan kecintaan mendalam masyarakat Iran kepada Imam Khomeini ra. Hari itu benar-benar merupakan hari berkabung bagi rakyat Iran.

Rabu, 30 November 2011

PARA KSATRIA KARBALA








Perjalanan sejarah telah dipenuhi oleh figur-figur teladan dan tokoh-tokoh besar yang namanya abadi dan tindak-tanduknya layak diteladani. Lembaran hidup mereka mementaskan kepahlawanan, kedermawanan, keramahan, dan kebesaran. Di saat-saat genting sekalipun, kebesaran jiwa mereka tetap menjadi panutan. Kisah tragedi pembantaian keluarga Nabi di Karbala meski menjadi luka yang dalam bagi umat Islam sepanjang sejarah, namun penuh dengan hikmah. Tragedi Karbala adalah pertarungan antara kebenaran dan kebatilan, antara kemanusiaan dan kebinatangan, antara kemuliaan dan kehinaan, antara kebebasan dan keterbelengguan.
*  *   *

Ahlulbayt : Nikmat Terindah



‘segala puji bagi Allah yang telah menjadikan kita sebagai orang yang berpegang teguh kepada wilayah Amirul Mukminin, Ali bin Abi Thalib as.’
                Ungkapan rasa syukur ini sangat masyhur di kalangan pecinta Ahlulbayt. Apalagi ketika tanggal 18 Dzulhijjah datang menyapa. Ya, pada tanggal ini, Imam Ali as dilantik oleh Nabi saw sebagai pengganti beliau dalam hal kepemimpinan atas umat islam. Jika Rasul lebih utama dibandingkan seluruh umat islam, maka Ali pun demikian. Perintah Imam Ali as harus ditaati tanpa ada komplain sedikitpun. Pun larangannya. Apapun yang beliau larang maka harus dijauhi, meski sebagian orang membolehkannya. Kepemimpinan mutlak ini telah diberikan Allah untuk Ahlulbayt Rasul-Nya. Allah telah memilih mereka sebagai hujjah-Nya di muka bumi. Semua perintah Ahlulbayt adalah perintah Allah, dan semua larangan Ahlulbayt adalah larangan Allah ‘azza wa jalla.
Ahlul Kisa'

Kamis, 10 November 2011

Al-Azhar Keluarkan Fatwa Haram Bagi Negara Islam Bersekongkol dengan Barat Menyerang Iran

Mantan Ketua Komisi Fatwa al-Azhar Mesir, Syeikh Abdul Hamid al-Atrash, dalam fatwa terbarunya menyatakan, setiap negara Islam yang bekerjasama dengan Amerika Serikat dan Israel dalam melawan Iran, maka negara tersebut telah dosa dan kejahatan terhadap Islam. 
 
Koran al-Jumhuriyah terbitan Mesir (10/11) menulis, Syeikh al-Atrash menegaskan bahwa setiap setiap negara Arab yang bekerjasama dengan Amerika Serikat dalam melawan Iran, maka negara tersebut telah melakukan dosa dan kejahatan terhadap Islam, karena membantu musuh yang sama sekali tidak beriman kepada Allah Swt dan rasul-Nya.

Rahbar: Menyerang, Berarti Mereka Siap Menerima Kepalan Baja Iran

Rahbar (Sayyid Ali Khamenei ra)

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei memperingatkan bahwa setiap negara yang menyerang Iran, harus siap menghadapi balasan tegas dan kepalan baja militer Iran.
 
Jika ide serangan ke Republik Islam Iran terlintas di benak siapa pun, mereka harus siap menerima tamparan keras dan kepalan baja dari Angkatan Bersenjata Iran, Pasukan Garda Revolusi Islam (Pasdaran), dan Basij.
 
Berbicara di fakultas militer Imam Ali di Tehran pada Kamis (10/11), Rahbar menambahkan bahwa bangsa Iran tidak berniat menyerang negara manapun, akan tetapi bangsa ini akan merespon segala serangan dan ancaman dengan kekuatan penuh sehingga membuat para agresor hancur dari dalam.
 

Minggu, 23 Oktober 2011

Imam Musa Shadr, Simbol Perjuangan dan Persatuan

Imam Musa Shadr
Tepat 32 tahun yang lalu pada tanggal 31 Agustus 1978, Imam Musa Shadr, seorang ulama besar umat Islam dan pemimpin perjuangan Islam Lebanon, di akhir lawatan lima harinya ke Libia, dinyatakan hilang secara misterius.

Jumat, 21 Oktober 2011

Belhadj: Imam Musa Sadr Dimakamkan di Tripoli

Imam Musa Shadr
Ketua Dewan Militer Tripoli, Abdel Hakim Belhadj mengatakan kepada BBC Arab bahwa menurut informasi yang dapat dipercaya, Imam Musa Sadr telah dimakamkan di sebuah peternakan yang terletak di selatan Tripoli, Libya.
Belhaj menambahkan, menurut informasi sebelumnya, Imam Musa Sadr dipindahkan ke Sebha dan kemudian dimakamkan di daerah Al Qalaa. Namun, informasi terakhir menegaskan bahwa Sadr dimakamkan di sebuah peternakan.

Sayid Hasan Nasrullah; Perang akan datang, Tel Aviv target Hizbullah

Fa Inna Hizballah Humul Ghalibuun
Sekjen Hizbullah, Sayid Hasan Nasrullah mengingatkan bahwa bila terjadi perang dengan rezim Zionis Israel maka Tel Aviv yang akan menjadi target para pejuang Hizbullah.
Sebagaimana dilaporkan Mehr mengutip surat kabar al-Akhbar, Lebanon, Sayid Hasan Nasrullah selama dua pekan lalu melakukan pertemuan dengan para komandan Hizbullah Lebanon dan memperbincangkan banyak masalah.

Jumat, 14 Oktober 2011

Siapa Itu ‘Ash-Shadiqin’ (Orang-orang yang Benar)?



"wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan bersamalah kamu dengan orang-orang yang benar" (At-taubah : 119)
Pertanyaan : apakah yang dimaksud dari ‘ash-shadiqin’ pada ayat ini, yang telah Allah swt perintahkan kaum muslim untuk mengikuti mereka, adalah pribadi-pribadi tertentu, ataukah yang dimaksud di sini ialah makna bahasa kata ini, yakni hendaknya kaum muslim mengikuti setiap orang yang benar ?

Sabtu, 08 Oktober 2011

Belajar Dari Indahnya Akhlak Imam Ali Ar-ridho as



Salamun 'ala Ar-ridha as
Sebagai  manusia suci (maksum), Imam Ali bin Musa ar-ridha ‘alaihima salam sungguh memiliki akhlak yang sangat mulia. Ketika kita membuka lembaran sejarah kehidupan beliau, kita akan menyaksikan betapa akhlak Rasul saww mengalir deras dalam diri beliau. Kelembutan beliau terhadap orang lemah, kesederhanaan beliau,  penghormatan beliau terhadap seluruh makhluk membuat siapapun, entah kawan atau lawan, akan mengakui keutamaan beliau. Khalifah Makmun pernah berkata dengan kepada Fadhl  bin Shahl dan saudaranya, ‘tidak ada seorang pun yang lebih pandai di muka bumi ini melebihi orang ini (Imam Ali Ridha as)’ (al-irsyad, jil 2, hal 361). Ibnu Majah juga pernah berkata, ‘ia (Imam Ali Ridha) adalah pemimpin Bani Hasyim dan Makmun mengagungkannya dan memuliakannya…’ (a’yanusy-syi’ah, jil 4, hal 85)

Minggu, 25 September 2011

Rahbar: Jangan Terbujuk Rayuan Manis Barat!


Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Uzma Sayyid Ali Khamenei hari ini (Sabtu,17/9) menegaskan pesan penting terkait identitas revolusi dan kebangkitan Islam akhir-akhir ini, serta bahaya dan ancaman yang menghadang gerakan revolusi tersebut.

Rahbar mengatakan kebangkitan Islam di kawasan untuk menghidupkan kembali nilai-nilai kebangsaan dan keislaman dalam menghadapi hegemoni Barat.

"Prinsip utama dari revolusi di Timur Tengah dan Afrika Utara adalah revitalisasi martabat nasional yang telah dirusak dan diinjak-injak oleh kediktatoran di bawah penguasa korup yang didominasi AS dan Barat." tegas Ayatullah Khamenei pada pidato konferensi Kebangkitan Islam Sabtu (17/9).

Kamis, 22 September 2011

Kisah Perjalan Sayyidah Nargis, Ibunda Imam Zaman afs



Surat untuk putri dari Romawi
            Syekh Tabarsi, dalam bukunya al-ghaibah menuliskan riwayat dari bashar al-anshari, pelayan imam Naqi as. Suatu hari, Imam as berkata, ‘wahai Basyar, engkau berasal dari kaum Anshar, yang selalu setia kepada kami selama ini. Karena itu, aku telah memilihmu untuk menjalan sebuah misi penting.
Imam Naqi as kemudian menulis surat dalam bahasa romawi, lalu menutupnya dan diberi cap khusus milik Imam. Beliau as lalu memberikan surat itu beserta satu kantong berisikan 220 uang emas dinar. Basyar diperintahkan untuk pergi ke Baghdad dan menunggu di jembatan sungai Furat. Imam mengatakan pada Basyar bahwa di tepi sungai Furat itu dia akan mendapati perahu-perahu yang membawa para tawanan perempuan yang akan dijual sebagai budak. ‘perhatikanlah dari jauh, akan ada seorang pedagang budak bernama Umar bin Yazid an-nakhas. Tunggu sampai dia menggunakan pakaian sutra. Perempuan itu menggunakan cadar dan menolak membuka cadarnya, dan menolak siapapun menyentuhnya. Dia akan berteriak dalam bahasa Romawi untuk menghindarkan dirinya dari penodaan’ jelas Imam Ali Naqi as.  Selanjutnya, imam menambahkan, ‘seorang pembeli akan mengagumi kesuciannya, sehingga menawarkan uang 300 dinar kepada pedagang budak. Perempuan itu akan berkata padanya, ‘aku tidak menginginkanmu, meskipun kau menggunakan baju raja Sulaiman dan memiliki kerajaannya, jadi jangan buang-buang uangmu untukku.
Si pedagang akan berkata, ‘apa maksudmu? Bagaimanapun, engkau akan kujual!’ lalu perempuan itu akan menjawab, ‘mengapa terburu-buru? Aku akan memilih pembeli yang disukai hatiku, yaitu pembeli yang setia dan jujur.’ ‘Pada saat itu’ kata Imam kepada basyar, ‘datangilah pedagang budak itu dan katakana padanya bahwa engkau membawa surat dari seorang pria mulia yang ditulis dalam bahasa Romawi. Tunjukkan surat ini pada perempuan itu. Jika dia setuju, maka belilah budak perempuan itu.
            Setelah mendengarkan semua pesan Imam Ali Naqi as, Basyar pun berangkat menuju Baghdad. Benar saja, ia menyaksikan ada seorang perempuan dengan karekteristik seperti yang dikatakan Imam Naqi as. Basyar segera menyerahkan surat imam Naqi as kepadanya. Perempuan itu menangis setelah membaca isi surat tersebut, lalu segera berkata kepada penjualnya, ‘juallah aku kepada pemilik surat ini!’ setelah tawar menawar, akhirnya si penjual menerima harga sejumlah uang yang telah diberikan oleh Imam Naqi as kepada Basyar. Basyar melihat perempuan itu tersenyum senang. Lantas, Basyar pun membawa ke tempatnya menginap selama di Baghdad. Ketika tiba disana, Basyar melihat perempuan itu kembali membuka surat dari Imam dan menciumnya.

Minggu, 28 Agustus 2011

Memuliakan Rahbar = Memuliakan Imam Zaman Afs

Wawancara dengan Ayatullah Misbah Yazdi Hf

Rahbar

Partû: Akhir-akhir ini di beberapa website terliput ihwal kegandrungan Anda terhadap konsep wilâyatul faqih masa Imam Ayatullah Ali Khomenei. Kami senang dan ingin mendengar langsung dari lisan Anda sendiri.
Ayatullah Misbah Yazdi: Beberapa waktu lalu, ada seorang figur dalam bidang filsafat khususnya pada pembahasan burhan shiddiqien, bertanya: Bagaimana bisa disatukan antara sikap ke-khudhu'an (merendahkan diri) Anda di depan Rahbar dengan tauhid? Saya jawab: memuliakan Rahbar sama seperti memuliakan Imam Zaman (Aj) dan memuliakan Imam Zaman merupakan inti dari ajaran tauhid dan barangsiapa yang lalai dari memulikan Imam Zaman (Aj), maka tauhidnya dianggap pincang dan kurang.
Partû: Imam Ruhullah Khomeini Ra adalah seorang manusia besar dan memiliki banyak kemampuan. Kalau boleh Anda ungkapkan satu kalimat yang bisa mewakili seluruh kekhususan Imam Khomeini Ra.
Ayatullah Misbah: Saya tidak mampu, tapi saya tidak mengatakan tidak bisa, sampai di akhir pun kita tak akan bisa mengenal Imam Ruhullah Khomeini. Imam Ruhullah dengan segala keagungan dirinya hanyalah merupakan debu yang menempel di telapak kaki para Imam Maksum As. Di era Imam Khomeini hidup, ada salah seorang sahabat, yang pernah berziarah ke Makkah dalam rangka menunaikan ibadah haji, menukilkan sebuah kisah bahwa suatu ketika saya sedang berada dalam Masjidil Haram dan di samping saya duduk seorang dosen universitas dari Mesir. Kami berbincang-bincang dengan dosen tersebut. Dosen tersebut, sembari menampakkah kekagumannya kepada Imam Ruhullah sang revolusioner Islam Iran, juga mengungkapkan bahwa saya tidak pernah mengenal seseorang yang memiliki keagungan seperti Ruhullah Khomeini, akan tetapi Ruhullah Khomeini di setiap pembicaraannya selalu mengungkapkan kata-kata ruhii liturabi maqdamihi al fidaa: ruhku kupersembahkan untuknya. Siapa orang tersebut yang Imam Ruhullah Khomeini rela mengorbankan ruhnya? Sahabat kita pun menjelaskan kepada dosen tersebut bahwa yang dimaksud Imam Ruhullah Khomeini tidak lain adalah Imam Zaman (Aj) yang juga ada dalam kitab-kitab referensi Anda. Setelah perbincangan tersebut selesai, dosen tersebut pun mengadakan penelitian tentang tema tersebut dan kemudian dia tertarik dan menjadi pengikut mazhab Syi'ah.

Sabtu, 13 Agustus 2011

Rahbar: Gerakan Qurani Akan Membentuk Bangsa Yang Kuat

Rahbar Tengah Membaca
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei di hari pertama bulan suci Ramadhan menghadiri acara tilawah al-Qur’an. Pada acara yang dihadiri oleh para qari, hafidz dan pengajar al-Qur’an itu, Rahbar dalam pembicaraannya mengatakan, menghafal al-Qur’an, menjalin keakraban dengan kitab suci ini dan merenungkan ayat-ayat Ilahi akan membawa negara ini kepada nuansa Qur’ani.
Seraya menyatakan optimismenya terhadap kondisi yang mendukung dan kecintaan masyarakat kepada al-Qur’an, beliau menandaskan, “Gerakan Qur’ani yang di negara ini harus terus berlanjut dan diperluas sampai negeri ini memiliki sedikitnya 10 juta hafidz al-Qur’an yang membuat bangsa ini menjadi bangsa yang kuat.”

Pesan Ramadhan dari Majma Jahani Ahlul Bait

Majma' Jahani AB
Menurut Kantor Berita ABNA, Majma Jahani Ahlul Bait menyampaikan pesan secara terbuka mengenai datangnya bulan Ramadhan al Mubarak kepada umat Islam. Bulan Ramadhan adalah peluang yang tepat untuk membina diri, kembali kepada fitrah dan kesucian diri serta memuhasabah jiwa dan bertafakkur, Semoga umat Islam dan hamba-hamba Allah yang beriman bisa mnedapatkan manfaat terbaik dari kedatangan bulan suci penuh berkah ini.

Ayatullah Makarim Syirazi: Puasa Bukan Sekedar Menahan Lapar dan Dahaga

Menurut Kantor Berita ABNA, Ayatullah Al Uzhma Nashir Makarim Syirazi Ahad (31 Juli) dihadapan jama'ah shalat Haram Sayyidah Ma'sumah menyampaikan hal-hal penting mengenai pelaksanaan puasa. Beliau berkata, "Puasa bukan hanya sekedar tidak makan dan tidak minum semata, namun semua wujud insan baik hati maupun semua anggota badan juga harus berpuasa."

Doa Al-Mujîr


Doa ini adalah doa yang tinggi derajatnya dan diriwayatkan dari Rasulullah SAWW. Malaikat Jibril telah membawakan doa ini untuk beliau ketika beliau sibuk melakukan shalat di Maqâm Ibrahim as.
Dalam kitab Balad al-Amîn dan al-Mishbâh, al-Kaf’ami menyebutkan doa ini dan pada catatan kakinya menyebutkan keutamaannya. Di antaranya ia berkata, “Barangsiapa membaca dia ini pada waktu al-ayyâm al-Bîdh (tanggal 13, 14, dan 15) bulan Ramadhan, dosa-dosanya akan diampuni meskipun dosa-dosa itu sebanyak tetesan hujan, daun pepohonan dan kerikil di padang pasir”.
Doa ini juga bermanfaat untuk menyembuhkan orang sakit, melunasi hutang, mendatangkan kekayaan, kekuatan dan menyirnakan kesedihan. Doa itu adalah sebagai berikut:

Kamis, 11 Agustus 2011

amalan malam hari bulan Ramadhan

Kedua belas, membaca doa berikut ini setiap malam.
اَللَّهُمَّ بِرَحْمَتِكَ فِي الصَّالِحِيْنَ فَأَدْخِلْنَا، وَ فِيْ عِلِّيِّيْنَ فَارْفَعْنَا، وَ بِكَأْسٍ مِنْ مَعِيْنٍ مِنْ

amalan malam hari bulan Ramadhan : Membaca doa iftitah


اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَفْتَتِحُ الثَّنَاءَ بِحَمْدِكَ وَ أَنْتَ مُسَدِّدٌ لِلصَّوَابِ بِمَنِّكَ وَ أَيْقَنْتُ أَنَّكَ أَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ فِيْ
Ya Allah, kubuka pujian dengan memuji-Mu sedangkan Engkau meluruskan kebenaran dengan karunia-Mu dan aku yakin bahwa Engkau adalah Yang Lebih Pengasih dari para pengasih dalam
مَوْضِعِ الْعَفْوِ وَ الرَّحْمَةِ وَ أَشَدُّ الْمُعَاقِبِيْنَ فِيْ مَوْضِعِ النَّكَالِ وَ النَّقِمَةِ وَ أَعْظَمُ

shalawat bulan Ramadhan

Syeikh Thûsî dan Sayid Ibnu Thâwûs ra berkata, “Baca shalawat berikut ini setiap hari selama bulan Ramadhan”.
إِنَّ اللَّهَ وَ مَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا، لَبَّيْكَ يَا رَبِّ
Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya mengirimkan shalawat kepada Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, kirimkanlah shalawat dalama salam kepadanya. Ya! Kuturuti perintah-Mu, ya Rabbi,

Minggu, 31 Juli 2011

Alm Ustadz Syegaf Al Jufri dan Wasiatnya

Ami Segaf al-jufri
Sabtu lalu (23/7/2011), tepatnya pukul 07.20 WIB, Ustadz Syegaf bin Husein Al-Jufri, tokoh yang dituakan komunitas Ahlul Bait di nusantara, tutup usia pada umur 78 tahun. Pada tahun 1932, Ustadz Syegaf bin Husein Al-Jufri lahir di kota Solo. Beliau termasuk pengusaha batik sukses. Meski demikian, beliau tidak meninggalkan dunia pendidikan yang ditekuni semenjak muda, bahkan anak-anak.. Di dunia pendidikan, Almarhum Ustadz Syegaf bin Husein Al-Jufri berhutang budi pada sekolah Rabithoh Al Alawiyah dan seorang ulama, Habib Ahmad bin Abdullah Assegaf yang juga sastrawan Arab dan pengarang buku sastra "Fataat Garut."
Di masa hidupnya, Ustadz Syegaf menunjukkan kecintaan luar biasa pada ilmu dan ulama. Hal itu tercermin pada rasa hormatnya yang luar biasa kepada Ustadz Husein Al-Habsyi. Beliau juga sangat dekat dengan Ustadz Husein Al-Habsyi. Karena kedekatannya, Ustadz Syegaf menyambungkan tali persahabatan ke ikatan persaudaraan dengan menikahkan putrinya dengan salah satu putra Ustadz Husein Al-Habsyi.

Pesan Ayatullah Makarim Syirazi Menyambut Ramadhan: Umat Islam Tidak Boleh Lalai dari Konspirasi Musuh

Menurut Kantor Berita ABNA, menyambut kedatangan bulan suci Ramadhan yang merupakan bulan jamuan Tuhan bagi tamu-tamu-Nya, Ayatullah Makarim Syirazi salah seorang ulama marja taqlid di Qom menyampaikan pesan kepada seluruh kaum muslimin untuk mengingatkan agar tidak melupakan penegakan keadilan di Negara-negara mayoritas Islam terutama di Bahrain yang sampai saat ini masih terus bergejolak.
Teks pesan Ayatullah Makarim Syirasi yang diterima redaksi Kantor Berita ABNA adalah sebagai berikut:

Kamis, 21 Juli 2011

Ternyata Ada Syahid Asal AS di Perang 33 Hari!!!

Hizbullah
AS setelah perang 33 hari di Lebanon mengeluarkan statemen resmi bahwa salah satu warganya tewas dalam serangan Israel ke Lebanon. Untuk itu, Washington menghendaki kejelasan nasib warganya yang bernama Radwan Saleh.
Terkait hal ini, Kantor Berita Fars News menurunkan laporan khusus untuk mengungkap keberadaan warga AS dalam perang 33 hari di Lebanon. Dalam laporannya, Fars News menceritakan desa Yaroun yang jaraknya 126 km dari ibukota Lebanon. Desa itu juga termasuk bagian wilayah Bent Jbeil. Menurut data yang ada, penduduk desa itu berjumlah sekitar 6 ribu orang. Akan tetapi di daerah itu hanya sekitar sepertiga dari warga asli Lebanon, sedangkan sisanya adalah warga asing. Pada umumnya, warga AS dan Australia memilih desa itu sebagai tempat tinggal.

Rahbar: Masa Imam Mahdi Adalah Masa Kedaulatan Tauhid dan Keadilan

Menurut Kantor Berita ABNA, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Sabtu pagi (9/7) dalam pertemuan dengan para ulama, cendekiawan, penulis dan alumnus program ‘Mahdawiyah' menyebut ‘Mahdawiyah' sebagai masalah yang sangat penting, seraya menegaskan bahwa Mahdawiyah adalah tujuan dari gerakan dan perjuangan para nabi sepanjang sejarah.
Rahbar (Sayyid Ali Khamenei)

Senin, 18 Juli 2011

India: CIA-Mosad Dalang Teror Mumbai

Seorang pemimpin India pada Minggu (17/7/2011) mencurigai serangkaian ledakan di Mumbai yang menewaskan 20 orang dan melukai lebih dari 100 itu adalah karya Mossad dan Badan Intelijen Amerika Serikat atau CIA.

Kamis, 30 Juni 2011

Gelorakan Jihad Islam Hancurkan Zionis

Melihat Hegemoni Barat terutamanya Amerika terhadap perlakuan yang tidak adil USA dan sekutunya, terutama sikap standar ganda yang korup dan dzhalim atas sesama kaum muslimin dan nasib kaum mustadh'afin selama ini.
Di mana kaum muslimin diberikan sanksi sebagai jaringan Teroris Internasional, sementara pada saat yang sama rezim jahat Israel dibiarkan sedemikian rupa menjajah Palestina, dan menguatkan cengkramannya atas kaum muslimin Palestina. Hal ini, kembali memperlihatkan kecongkakan dan tiraninya dengan melanggar kehormatan, mencemari lingkungan suci Masjdil Aqsha serta membunuhi umat Islam. Rezim ini telah menumpahkan darah para jamaah shalat dan memberondong seorang bocah kecil dalam pelukan ayahnya dengan peluru hingga gugur sebagai syahid. Adegan ganas dan brutal yang dilakukan rezim ini dalam kurun waktu 50 tahun sekarang kembali diperagakan, anehnya Amerika Serikat bungkam seribu bahasa. Bahkan melindungi dan membiarkan perlakuan Zionis Israel tersebut.
Kini kita lihat Tragedi Kemanusiaan di Iraq, setelah diberlakukan embargo ekonomi, kemudian dilucuti senjatanya atas nama PBB, apa yang yang kita perhatikan saat ini. Rezim Amerika dan tentara koalisi Inggris, Ausralia membombardir jutaan amunisi ke seluruh pelosok wilayah kedaulatan Irak. Tak ubahnya mereka sedang beronani di tengah-tengah penderitaan dan ketidak berdayaan rakyat Irak. Rezim ini berangan-angan bahwa mereka akan bisa memadamkan kobaran jihad untuk memperjuangkan kemerdekaan dan kebenaran yang tak kenal lelah. Mereka akan dapat melicinkan proses perdamaian dan memaksakan ambisi secara lebih keras terhadap pihak yang pro-perdamaian.

Iran vs AS: 'AS & Israel Akar Masalah Masyarakat Internasional'

"Kemanusiaan adalah masalah paling menderita karena hasil dari aturan ekspansionis dan non-ilahi Amerika Serikat dan kejahatan yang bergantung pada, rezim Zionis [Israel]," kata Ahmadinejad pada upacara pembukaan Musabaqah Internasional Qur 'an ke 28 di Tehran pada hari Rabu, IRNA melaporkan.

Iran (Siap) Gagalkan Serangan Cyber AS

Menteri Intelijen Republik Islam Iran Heidar Moslehi mengatakan Iran telah mengembangkan cara untuk melawan proyek rahasia cyber Amerika Serikat.
"Ini bukan gerakan baru. Intelejen Amerika dan sekutunya, bahkan sejumlah negara regional, menggunakan cyber untuk memicu keonaran di tahun 2009," kata Moslehi pada hari Rabu (29/6), mengacu pada kerusuhan setelah pemilihan presiden Iran dua tahun lalu.
"Obama telah beberapa kali mengaku di Kongres AS dan tempat-tempat lain mengenai perang cyber melawan Republik Islam yang belum berhasil dan mengaku kalah," kata Moslehi seperti dikutip kantor berita Fars.

Senin, 27 Juni 2011

Rahbar: Palestina Akan Bebas

Dua Manusia Ilahi
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatollah al-Udzma Sayyid Ali Khamenei Sabtu (4/6) dalam acara peringatan haul Imam Khomeini (ra) ke-22 yang dihadiri oleh lautan manusia yang memadati komplek makam Pendiri Republik Islam dan Pemimpin Agung Revolusi Islam, menyatakan bahwa kebangkitan bangsa-bangsa Muslim di kawasan saat ini telah diramalkan oleh Imam Khomeini. Menyinggung khittah Imam Khomeini, beliau mengatakan, dalam khittah ini spiritualitas, rasionalitas dan keadilan adalah rukun utamanya. "Loyalitas dan komitmen dengan warisan beliau yang luhur ini akan menghadiahkan kemuliaan, kemajuan dan ketinggian bagi bangsa Iran seperti yang selama ini terjadi," kata beliau.

Jumat, 03 Juni 2011

Kisah Salman al-Farisi Mencari Kebenaran

Kisah Salman diceritakan langsung kepada seorang sahabat dan keluarga dekat Nabi Muhammad bernama Abdullah bin Abbas:
Salman dilahirkan dengan nama Persia, Rouzbeh, di kota Kazerun, Fars, Iran. Ayahnya adalah seorang Dihqan (kepala) desa. Dia adalah  orang terkaya di sana dan memiliki rumah terbesar. Ayahnya menyayangi dia, melebihi siapa pun. Seiring waktu berlalu, cintanya kepada Salman semakin kuat dan membuatnya semakin takut kehilangan Salman. Ayahnya pun menjaga dia di rumah, seperti penjara.
Ayah Salman memiliki sebuah kebun yang luas, yang menghasilkan pasokan hasil panen berlimpah. Suatu ketika ayahnya meminta dia mengerjakan sejumlah tugas di tanahnya. Tugas dari ayahnya itulah yang menjadi awal pencarian kebenaran.
"Ayahku memiliki areal tanah subur yang luas. Suatu hari, ketika dia sibuk dengan pekerjaannya, dia menyuruhku untuk pergi ke tanah itu dan memenuhi beberapa tugas yang dia inginkan. Dalam perjalanan ke tanah tersebut, saya melewati gereja Nasrani. Saya mendengarkan suara orang-orang shalat di dalamnya. Saya tidak mengetahui bagaimana orang-orang di luar hidup, karena ayahku
membatasiku di dalam rumahnya! Maka ketika saya melewati orang-orang itu (di gereja) dan mendengarkan suara mereka, saya masuk ke dalam untuk melihat apa yang mereka lakukan." "Ketika saya melihat mereka, saya menyukai salat mereka dan menjadi tertarik terhadapnya (yakni agama). Saya berkata (kepada diriku), 'Sungguh, agama ini lebih baik daripada agama kami'".
Salman memiliki pemikiran yang terbuka, bebas dari taklid buta. "Saya tidak meninggalkan mereka sampai matahari terbenam. Saya tidak pergi ke tanah ayahku."
Dan ketika pulang, ayahnya bertanya. Salman pun menceritakan bertemu dengan orang-orang Nasrani dan mengaku tertarik. Ayahnya terkejut dan berkata: "Anakku, tidak ada kebaikan dalam agama itu. Agamamu dan agama nenek moyangmu lebih baik."
"Tidak, agama itu lebih baik dari milik kita," tegas Salman.
Ayah Salman pun bersedih dan takut Salman akan meninggalkan agamanya. Jadi dia mengunci Salman di rumah dan merantai kakinya.
Salman tak kehabisan akan dan mengirimkan sebuah pesan kepada penganut Nasrani, meminta mereka mengabarkan jika ada kafilah pedagang yang pergi ke Suriah. Setelah informasi didapat, Salman pun membuka rantai dan kabur untuk bergabung dengan rombongan kafilah.
Ketika tiba di Suriah, dia meminta dikenalkan dengan seorang pendeta di gereja. Dia berkata: "Saya ingin menjadi seorang Nasrani dan memberikan diri saya untuk melayani, belajar dari anda, dan salat dengan anda."
Sang pendeta menyetujui dan Salman pun masuk ke dalam gereja. Namun tak lama kemudian, Salman menemukan kenyataan bahwa sang pendeta adalah seorang yang korup. Dia memerintahkan para jemaah untuk bersedekah, namun ternyata hasil sedekah itu ditimbunnya untuk memperkaya diri sendiri.
Ketika pendeta itu meninggal dunia dan umat Nasrani berkumpul untukmenguburkannya, Salman mengatakan bahwa pendeta itu korup dan menunjukkan bukti-bukti timbunan emas dan perak pada tujuh guci yang dikumpulkan dari sedekah para jemaah.
Setelah pendeta itu wafat, Salman pun pergi untuk mencari orang saleh lainnya, di Mosul, Nisibis, dan tempat lainnya.
Pendeta yang terakhir berkata kepadanya bahwa telah datang seorang nabi di tanah Arab, yang memiliki kejujuran, yang tidak memakan sedekah untuk dirinya sendiri.
Salman pun pergi ke Arab mengikuti para pedagang dari Bani Kalb, dengan memberikan uang yang dimilikinya. Para pedagang itu setuju untuk membawa Salman. Namun ketika mereka tiba di Wadi al-Qura (tempat antara Suriah dan Madinah), para pedagang itu
mengingkari janji dan menjadikan Salman seorang seorang budak, lalu menjual dia kepada seorang Yahudi.
Singkat cerita, akhirnya Salman dapat sampai ke Yatsrib (Madinah) dan bertemu dengan rombongan yang baru hijrah dari Makkah. Salman dibebaskan dengan uang tebusan yang dikumpulkan oleh Rasulullah SAW dan selanjutnya mendapat bimbingan langsung dari beliau.
Betapa gembira hatinya, kenyataan yang diterimanya jauh melebihi apa yang dicita-citakannya, dari sekadar ingin bertemu dan berguru menjadi anugerah pengakuan sebagai muslimin di tengah-tengah kaum Muhajirin dan kaum Anshar yang disatukan sebagai
saudara.
Kisah kepahlawanan Salman yang terkenal adalah karena idenya membuat parit dalam upaya melindungi kota Madinah dalam Perang
Khandaq. Ketika itu Madinah akan diserang pasukan Quraisy yang mendapat dukungan dari suku-suku Arab lainnya yang berjumlah 10.000 personel.
Pemimpin pasukan itu adalah Abu Sufyan. Ancaman juga datang dari dalam Madinah, di mana penganut Yahudi dari Bani Quradhzah akan mengacau dari dalam kota.
Rasulullah SAW pun meminta masukan dari sahabat-sahabatnya bagaimana strategi menghadapi mereka. Setelah bermusyawarah akhirnya saran Salman Al Farisi atau yang biasa dipanggil Abu Abdillah diterima. Strategi Salman memang belum pernah dikenal oleh
bangsa Arab pada waktu itu. Namun atas ketajaman pertimbangan Rasulullah SAW, saran tersebut diterima.
Atas saran Salman itulah perang dengan jumlah pasukan yang tak seimbang dimenangkan kaum Muslimin.
Setelah meninggalnya Nabi Muhammad, Salman dikirim untuk menjadi gubernur di daerah kelahirannya, hingga dia wafat.

Kriteria Pengikut Imam Zaman afs



Satu lagi syarat dan mukadimah lazim yang harus terpenuhi dalam terwujudnya kebangkitan adalah adanya para pengikut yang baik untuk mendukung pergerakan dan pelaksanaan roda pemerintahan. Dan jelas, saat sebuah revolusi dunia yang global yang akan dipimpin oleh seorang pemimpin ideal itu membutuhkan para pengikut yang sesuai dengannya. Dan tidak semua orang yang mengklaim sebagai pengikut dapat hadir di barisan sang pemimpin.

Kamis, 05 Mei 2011

Menghidupkan Kembali Semangat Penantian

Baqiyyatullah
            Salah satu asas penting dalam ajaran islam adalah kepercayaan akan kehadiran sosok serba sempurna yang mampu memenuhi dunia dengan keadilan dan kebajikan di akhir zaman. Islam mengajarkan pada umatnya bahwa Allah pasti akan memenangkan agama-Nya di atas seluruh agama. Selain itu, islam mengajarkan bahwa di akhir zaman nanti, manusia akan hidup dengan penuh ketenangan dan kebahagiaan. Dengan kepercayaan ini, sedikit banyak, mampu menumbuhkan secercah asa di hati kaum muslim.

Sabtu, 30 April 2011

Kisah-kisah Rahbar (Sayyid Ali Khamenei)


Ketegaran Shalat Jum’at
Sayyid Ali Khamenei (Rahbar)
Suatu ketika di masa perang Iran-Irak, Ayatollah Khamenei yang saat itu menjabat sebagai presiden Republik Islam Iran, sedang menyampaikan khutbah Jum'at di Tehran. Musuh-musuh Islam telah merancang untuk meledakkan bom di tempat penyelenggaraan shalat Jum'at. Meski terjadi ledakan beliau tetap tenang dan tegar. Jamaah yang hadir pun nampak sabar dan tetap bersemangat sehingga keadaan langsung terkendali dan Ayatollah Khamenei melanjutkan khutbahnya. Seakan tidak ada peristiwa apapun yang terjadi. Padahal di dekat mereka baru saja terjadi ledakan yang menjatuhkan korban syuhada dengan tubuh yang tercabik-cabik dan warga menyaksikan hal itu. Inilah peristiwa yang selalu dikenang dalam lembaran sejarah revolusi Islam Iran.
(Diceritakan kembali oleh Hujjatul Islam Mohammadi Iraki)

Ketua MUI: Syiah Itu Sah dan Benar sebagai Mazhab dalam Islam

Menurut Kantor Berita ABNA, dalam kunjungannya ke Iran atas undangan  Majma Taghrib bainal Mazahib Ketua MUI Pusat Prof. DR. KH. Umar Shihab beserta beberapa anggota rombongan menyempatkan mengadakan tatap muka dan pertemuan dengan pelajar Indonesia yang sedang menuntut ilmu di kota suci Qom, Iran kamis (28/4) sore pukul 18.00 waktu setempat. Pertemuan yang dimediasi oleh Sayyid Farid, salah seorang ulama Iran yang sering berkunjung ke Indonesia bertempat di kediaman beliau di Mujtama Maskuni Ayatullah Sistani, Qom. Hadir lebih dari seratus pelajar Indonesia beserta keluarganya dalam pertemuan sederhana yang berlangsung kurang lebih dua jam tersebut.

Jumat, 29 April 2011

Srikandi-Srikandi Hawzah




            Peran perempuan dalam fiqih dan ushul fiqih Ahlulbayt cukup menarik perhatian. Meskipun sebagian besar fukaha berpendapat bahwa wanita hanya berpeluang menjadi mujtahid dan tidak memenuhi syarat menjadi marja' taqlid, kontribusi wanita dalam pendidikan dan penulisan literatur fiqih serta ushul fiqih di dunia Ahlulbayt cukup mengagumkan. Berikut sebagian kecil nama mujtahidah di kalangan madzhab Ahlulbayt.

Aminah Majlisi
            Beliau adalah putri Mulla Taqi Majlisi dan saudari Mulla Muhammad Baqir Majlisi. Beliau menikah dengan Mulla Muhammad Saleh Mazandarani, yang juga murid Muhammad Taqi Majlisi II dan melahirkan sejumlah ulama dan fukaha besar, diantaranya Syaikh Hadi Mazandarani dan Syaikh Nuruddin Muhammad Mazandarani.
            Wanita agung ini menyelesaikan studi dasar, menengah dan atas dibawah bimbingan ayahnya, Majlisi II hingga menjadi faqihah  (memperoleh gelar mujtahidah). Beliau kemudian mewariskan sejumlah karya, antara lain : Syarh al-afiyah karya syahid awwal Amili dan Syarh 'ala asy-syawahid Jalaluddin Suyuthi. Beliau juga merupakan teman diskusi suaminya dalam fiqih dan ushul fiqih. Riwayat hidup beliau dikutip dan dipuji dalam berbagai kitab sejarah agama (tarajim). Beliau wafat di Isfahan. Hingga kini makamnya menjadi tujuan para peziarah.

Rabu, 20 April 2011

Diantara Karomah Sayyidah Fathimah binti Muhammad 'alaihas salam

            Rasulullah saww pernah bersabda 'Fathimah adalah bagian dari diriku, barangsiapa yang membuatnya marah maka ia telah membuatku marah.' (Shahih Bukhari, kitab awal penciptaan, bab manaqib keluarga dekat Rasulullah saww)
Dengan satu hadits ini saja, kita setidaknya sudah bisa meraba-raba betapa mulianya putri Rasulullah saww ini. Apalagi setelah kita melihat paparan karomah-karomah yang dimiliki Sayyidah Fathimah as berikut ini, akan membuat kita berani berkata dengan tegas 'Sayyida Fathimah adalah wanita mulia yang tak mampu disaingin oleh siapapun'. Rasul saww pernah ditanya perihal putri beliau, 'wahai Rasul, apakah Fathimah merupakan penghulu wanita di zamannya ?' kontan saja Rasulullah saww bersabda 'itu adalah Maryam binti Imran (Ibunda Nabiullah Isa as). Adapun putriku, Fathimah, merupakan penghulu kaum wanita di alam semesta, sejak awal sampai akhir.' (Al-bihar, juz 43, hal 24)

Karomah-karomah beliau as :
1. Berbicara dalam kandungan ibunya
Rasulullah saw bersabda: “Jibril datang kepadaku dengan membawa buah apel dari surga, kemudian aku memakannya lalu berhubungan dengan Khadijah kemudian ia mengandung Fatimah.” Khadijah berkata: Aku hamil dengan kandungan yang ringan. Ketika engkau keluar rumah janin dalam kandunganku ngajak bicara denganku. Ketika aku akan melahirkan janinku aku mengirim utusan pada perempuan-perempuan Quraisy agar membatuku untuk melahirkan janinku, tapi mereka tidak mau datang bahkan mereka berkata: Kami tidak akan datang untuk menolong isteri Muhammad. Ketika itulah datang empat perempuan yang berwajah cantik dan bercahaya, salah dari mereka berkata: Aku adalah ibumu Hawa’; yang satu lagi berkata: Aku adalah Asiyah binti Muzahim; yang lain berkata: Aku adalah Kultsum saudara Musa; dan yang lain lagi berkata: Aku adalah Maryam binti Imran ibunda Isa. Kami datang untuk menolong urusanmu ini. Kemudian Khadijah berkata: Maka lahirlah janinku dalam kedaan sujud dan dengan jari-jarinya terangkat (seperti orang berdoa). (Dzakhair Al-‘Uqba, hal 44)
2. Malaikat membantu sayyidah Fathimah as
            Abu Dzar al-ghifari ra berkata 'aku diutus Rasulullah saww untuk memanggil imam Ali. Aku bergegas mendatangi rumah beliau. Pada saat aku memanggil-manggil beliau, tak seorangpun yang menjawab panggilanku. Namun aku melihat alat penggilingan sedang berputar tanpa seorangpun yang kulihat ada disana. Kembali aku memanggil beliau; tak lama kemudian, beliau pun keluar dan kuajak menemui Rasulullah saww. Kemudian Rasulullah  mengatakan sesuatu sambil berbisik kepada beliau, yang tidak dapat kudengar. Lalu aku berkata 'sungguh mengherankan penggilingan di rumah Ali yang berputar sendiri tanpa seorangpun yang menggerakkan.' Rasulullah kemudian menjawab 'sesunguhnya Allah telah memenuhi hati dan sekujur tubuh putriku, Fathimah, dengan keimanan dan keyakinan. Dan sesungguhnya Allah telah mengetahui kelemahannya sehingga Dia membantunya sepanjang masa..,' (Al-bihar, juz 43, hal 29)
3. Makanan dari sisi Allah swt
            Jabir anshari ra berkisah bahwa beberapa Rasulullah saww tidak makan sedikitpun makanan sehingga dirinya lemas, kemudian beliau mendatangi istri-istrinya untuk mendapat sesuap makanan, tapu hasilnya nihil. Lalu beliau mendatangi sayyidah Fathimah as dan berkata 'wahai putriku, apakah engkau punya makanan untuk aku, aku lapar.' Sayyidah Fathimah as berkata 'demi Allah, demi ayah dan ibuku, aku tidak punya makanan.'
ketika Rasul saww keluar dari rumah sayyidah Fathimah as, ada seorang perempuan mengirimkan dua potong roti dan sepotong daging, lalu sayyidah Fathimah as mengambilnya dan meletakkannya dalam mangkok besar dan menutupinya. sayyidah Fathimah as berkata, 'sungguh makanan ini akan kuutamakan untuk Rasulullah saww daripada diriku dan keluargaku. Meski mereka juga membutuhkan sesuap makanan.'
Sayyidah Fathimah as berkata 'lalu aku mengutus Hasan dan Husain kepada kakeknya, Rasulullah saww. Kemudian Rasulullah datang kepadaku. Aku berkata 'ya Rasulallah, demi ayah dan ibuku, Allah telah mengaruniakan kepada kami sesuatu, lalu aku menyimpannya untuk kupersembahkannya kepadamu.' beliau as melanjutkan, 'ada seseorang mengantarkan makanan padaku, lalu aku meletakkannya dalam mangkok besar dan aku menutupinya. Saat itu juga, dalam mangkok itu penuh dengan roti dan daging. Ketika aku melihatnya, aku merasa takjub. Aku tahu bahwa itu adalah keberkahan dari Allah swt, lalu aku memujiNya dan bershalawat kepada nabiNya.'
Rasul lalu bertanya, 'dari mana makanan ini wahai putriku ?' sayyidah Fathimah as menjawab 'makanan ini datang dari sisi Allah, Allah mengaruniakan rejeki kepada orang yang dikehendakiNya secara tak terduga. Kemudian Rasul mengutus seseorang kepada imam Ali as, lalu ia datang. Rasulullah, imam Ali, sayyidah Fathimah as, imam Hasan as dan imam Husain as serta semua istri Nabi makan makanan itu hingga mereka kenyang. Namun makanan itu tetap memenuhi mangkok itu. Lalu aku juga mengantarkan makanan itu pada semua tetanggaku. Allah menjadikan dalam makanan itu keberkahan dan kebaikan yang panjang waktunya. Padahal awalnya, makanan dalam mangkok itu hanya dua potong roti dan sepotong daging, selebihnya adalah keberkahan dari Allah.'
Dalam  hadits lain, disebutkan bahwa Rasul bersabda kepada sayyidah Fathimah as dan imam Ali as, 'segala puji bagi Allah yang tidak mengeluarkan kalian berdua dari dunia sehingga Allah menjadikan bagimu (Ali) apa yang telah terjadi pada Zakaria, dan menjadikan bagimu wahai Fathimah apa yang telah terjadi pada Maryam. Inilah yang dimaksudkan dalam Firman Allah, 'setiap Zakaria masuk untuk menemui Maryam di mihrabnya, ia dapati makanan disisinya. (Ali Imran : 37)' (Tafsir al-kasysyaf, karya Zamakhsyari, tentang tafsir ayat diatas)
Jpr, Minggu pagi, 16-04-11

           

Kamis, 14 April 2011

Kemuliaan Sayyidah Fathimah Az-Zahra' as




'Mereka memenuhi nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata dimana-mana. Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. (sambil berkata) 'sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah karena mengharapkan keridhoan Allah, kami tidak mengharap balasan dan terima kasih darimu. Sungguh, kami takut akan azab Tuhan pada hari ketika orang-orang berwajah masam penuh kesulitan'.'i

Rasulullah saww bersabda 'Fathimah adalah bagian dariku, siapa yang mengganggunya berarti telah menggangguku dan siapa yang menyakitinya berarti menyakitiku.'ii

Jumat, 08 April 2011

دعاء العهد (do'a al-'ahd)

diriwayatkan dari imam Jakfar as-Shadiq (as), beliau berkata: barang siapa yang berdoa kepada Allah selama empat puluh hari seusai shalat subuh dengan membaca perjanjian ini, maka ia tergolong penolong al-Qo’im (imam Mahdi .pen), jika ia mati sebelum kedatangannya maka Allah akan mengeluarkannya dari kubur ,dan Allah akan menganugerahkannya dari setiap kata seribu kebaikan dan menghapus darinya seribu kejelekan. Doa tersebut adalah sebagai berikut:
اللَّهُمَّ رَبَّ النُّوْرِ الْعَظِيْمِ وَ رَبَّ الْكُرْسِيِّ الرَّفِيْعِ وَ رَبَّ الْبَحْرِ الْمَسْجُوْرِ وَ مُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَ الْإِنْجِْيلِ وَ الزَّبُوْرِ
Ya Allah, Tuhan cahaya yang agung, Tuhan singgasana yang tinggi, Tuhan lautan yang terbentang, Penurun Taurat,Injil dan Zabur
وَ رَبَّ الظِّلِّ وَ الْحَرُوْرِ وَ مُنْزِلَ الْقُرْآنِ (الْفُرْقَانِ) الْعَظِيْمِ وَ رَبَّ الْمَلائِكَةِ

Kamis, 31 Maret 2011

Kisah Hikmah Para Ulama


Tetangga
Ada seorang ulama besar yang bersama Sayyid Jawad Amuli. Pada suatu saat, ketika beliau sedang bersantap malam, terdengar ketukan pintu. Telah datang seseorang yang membawa pesan dari guru beliau, Sayyid Mahdi Bahrul Ulum.
'Guru anda memanggil anda dengan segera. Dia menolak untuk makan malam hingga bertemu anda' kata si pembawa pesan. Sayyid Jawad Amuli langsung meninggalkan makan malamnya dan dengan tergesa-gesa menuju rumah gurunya. Ketika masuk ke dalam rumah, beliau melihat gurunya sangat marah. Begitu melihat Sayyid Jawad Amuli, sang guru berkata, '...tidakkah engkau malu pada dirimu sendiri... apakah engkau tidak menghormati Allah... ?' Sayyid Jawad bingung! Beliau tak mengetahui kesalahan apa yang telah beliau perbuat, sehingga beliau meminta kepada guru beliau untuk memberi tahu kesalahannya. Sayyid Mahdi berkata, 'sekarang ini, sudah seminggu penuh tetanggamu dan keluarganya tidak memiliki makanan. Tetanggamu meminta dari penjual beberapa butir kurma seraya mengatakan bahwa akan membayarnya ketika telah memiliki uang. Namun, penjual makanan itu menolaknya. Tetanggamu pulang ke rumahnya dengan tangan hampa, tanpa ada makanan bagi keluarganya.' Sayyid Jawad berkata bahwa dia tidak mengetahui hal ini. 'itulah mengapa kau marah kepadamu. Bagaimana bisa engkau tidak mengetahui (tidak peduli terhadap) tetanggamu ? Mereka selama tujuh hari berada dalam kesulitan sementara engkau tidak mengetahui hal itu ! Baiklah ! Jika telah tahu tetapi tetap tidak berbuat sesuatupun, maka engkau sama sekali bukan seorang muslim' kata Sayyid Mahdi. Kemudian Sayyid Mahdi berkata kepada Sayyid Jawad untuk mengambil semua makanan yang ada padanya dan membawanya kepada tetangganya. 'duduklah bersamanya ketika makan sehingga dia tidak merasa malu. Bawalah uang ini untuknya lalu letakkan dibawah bantal atau permadaninya sehingga dia tidak merasa dipermalukan. Saat engkau telah melaksanakan hal ini, beri tahu saya! Saya tidak akan makan hingga semuanya selesai dilaksanakan.'

Kamis, 24 Maret 2011

Syiah Indonesia Antara Janji dan Harapan

Mungkin disini kita perlu mengkaji sejauh mungkin perjalanan syiar Ahlulbait as di Indonesia ini pada tahapan metodelogis, gerak dan siasat syiar bukan hanya pada tatanan teori yang bersumber pada tatanan yang benar tanpa melupakan unsur budaya lokal, sejarah, kondisi dan situasi masyarakat Indonesia secara umum baik yang berupa keyakinan, pemikiran, kehidupan serta mitos yang ada padanya.
Mohammad Habri Zen S.Si

Peran Wanita dalam Revolusi Imam Zaman afs (‘ajjalallahu farajahu asy-syarif)



Ini Baru Wanita Muslim !
 Dalam riwayat disebutkan bahwa sebagian besar pengikut Dajjal adalah wanita dan orang-orang Yahudi [1]. Namun ini tak berarti bahwa dalam revolusi Imam Zaman tak ada peran bagi wanita. Sebab, menurut sebagian riwayat yang lain, para wanita memiliki andil yang besar dalam revolusi Imam Zaman afs.

            Dari Mufadhdhal bin Umar ra yang mengatakan ‘aku mendengar Imam Ja’far ash-shodiq as berkata ‘akan bersama al-qo’im (Imam Zaman) 300 perempuan.’ Aku bertanya ‘apa tugas mereka ?’ beliau as menjawab ‘mereka mengobati orang-orang yang menderita luka dan merawat orang-orang yang sakit sebagaimana yang dilakukan wanita-wanita di zaman Rasulullah saww...[2]

Kamis, 17 Maret 2011

Imam Hasan bin Ali al-askari as, ayahanda Imam Mahdi al-muntadzar afs




Rasulullah saww adalah penutup para nabi dan rasul. Setelah beliau wafat, wahyu ilahi tidak pernah lagi turun ke bumi. Risalah Tuhan telah disempurnakan oleh Rasulullah saww. Ajaran islam yang dibawa oleh Rasulullah adalah agama terakhir dari rangkaian agama-agama samawi. Umat islam adalah umat terbaik. Begitu pula ajaran dan syariatnya. Hal ini jelas diketahui oleh Allah dan RasulNya, keadilan dan kasih sayangNya menuntut keberadaan islam yang akan terus lestari hingga kiamat ini harus dijaga oleh manusia-manusia yang pantas dan tepat. Allah swt tak akan membiarkan umat islam tanpa pemimpin yang ditunjuk langsung olehNya.akal pun menghukumi bahwa islam (agama tersempurna) harus dipimpin oleh orang-orang yang juga sempurna, dari segi apapun. Baik ilmu, akhlak, ibadah, dst. Mengingat pentingnya keberadaan pemimpin (imam) setelah Rasulullah saww wafat, beliau jauh-jauh hari sudah mengenalkan pada umat islam siapa pemimpin mereka. siapa manusia sempurna yang paling cakap memimpin umat. Beliau saww bersabda ‘aku tinggalkan dua pusaka berharga ditengah kalian, al-qur’an dan keturunanku (ahlulbaytku). Keduanya tidak akan berpisah selamanya, dan jika kalian berpegang teguh kepada keduanya, kalian tidak akan pernah tersesat’ (HR Muslim)
Assalamu alaika ya Aba Muhammad Hasan Ibn Ali as
Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan mencoba mengenal salah satu manusia suci pusaka Rasul itu, beliaulah Imam Hasan bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa bin Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib ‘alaihimus salam.

Sabtu, 26 Februari 2011

Teman, Imam Zaman selalu memerhatikanmu dimanapun kau berada

Sore itu, Hasan membuka kotak masuk di akun Facebooknya. Seperti dugaannya, terdapat pesan dari sahabat karibnya, Rasyid. Semenjak Rasyid meninggalkan Indonesia demi mengejar setetes ilmu di negeri paman sam (Amerika), dua sahabat ini hanya berhubungan lewat dunia maya. Sudah hampir dua bulan ini, Rasyid tak pernah menghubunginya. Kali ini, Rasyid menghubunginya namun seakan dia telah berubah jauh. Rasyid tengah dilanda kejenuhan dan keraguan. Rasyid baru saja mengenal Ahlulbayt, tapi sekarang dia harus hidup tanpa seorang temanpun yang meyakini imamah Ahlulbayt as. Di Amerika sana, Rasyid sedemikian sibuk mencari ilmu yang tak mengantarnya menuju Tuhan. Karena paksaan orang tua, dia harus menjadi seorang seniman. Inilah sebabnya, kenapa sekarang dia tengah berada di negeri para pemuja nafsu itu. Dia tak pernah ingin menjadi seniman. Apa boleh dikata, dia hanya bisa menuruti pilihan orang tua yang amat dia sayangi. Lima tahun sudah Rasyid dirundung gelisah. Bagaimana tidak, kata ‘seniman’ tak pernah ada dalam kamus masa depannya, ditambah perasaan menyesal tak mampu memperdalam ilmu-ilmu Ahlulbayt yang bak mutiara itu. Semakin hari, kecintaannya pada Ahlulbayt semakin berkurang. Hingga akhirnya ia mulai meragukan keberadaan Imam Zaman afs. buktinya Imam Zaman tak pernah memerhatikannya. Berulang-ulang kali ia memastikan hati dan pikirannya bahwa Imam Zaman selalu menyertainya, namun berkali-kali ia gagal. Hampir saja ia melepas keyakinannya di tengah arus pengkafiran yang dahsyat di Amerika sana. Beruntung, ia masih memiliki Hasan, saudara seiman yang tak pernah berhenti meyakinkan dirinya bahwa Ahlulbayt itu adalah cahaya, maka jangan pernah kau pergi menjauh darinya, atau kau hanya akan berteman kegelapan dan kehancuran.
Ya Mahdi Adrikna !

Sabtu, 19 Februari 2011

Mengidolakan Rasulullah saww


Sungguh telah ada pada diri Rasulullah suri tauladan yang baik (yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat sedang dia banyak mengingat Allah’ (Q S Al-ahzab : 33)

Muhammad, Rahmatan Lil 'Alamin
Dewasa ini, kaum muslim mulai meninggalkan pribadi-pribadi agung yang terlahir sebagai pahlawan islam. Sebaliknya, dengan berbangga hati kaum muslim akan mengatakan bahwa mereka adalah salah seorang pecinta manusia-manusia biasa yang tiada pernah menjadi pujaan malaikat. Anak-anak muda sekarang lebih mengenal Justin Bieber dibanding Husen Fahmideh, seorang pemuda yang berani meluluh-lantahkan dirinya demi menjaga negeri tercinta. Ini jelas-jelas merupakan krisis percaya diri dan karakter. Umat islam akan malu menggunakan ‘peci’, sebaliknya akan sangat bangga ketika rambutnya disisir meniru gaya rambut artis-artis dalam maupun luar negeri.
Krisis percaya diri inilah yang diinginkan manusia-manusia setan. Karena, setelah umat islam mulai meninggalkan para pahlawan-pahlawan islam dan berpaling pada pahlawan-pahlawan palsu ala setan, otomatis islam hanya akan tinggal nama. Kejayaan islam yang telah dirintis dengan darah dan keringat akan segera roboh setelah umat islam tidak lagi mengenal manusia-manusia Tuhan, setelah umat islam melupakan nama Muhammad bin Abdullah saww. Ketika ini terjadi, para malaikat yang menyaksikan proses lahirnya agama sempurna ini hanya akan menunduk kalah terhadap setan-setan yang berhasil membujuk konco-konconya untuk bersama-sama menghapus islam dari ingatan manusia.

Khutbah Amirul Mukminin as dalam Nahjul Balaghah Berkenaan dengan Nabi saww


Ya Rasulallah!
"Allah mengutus Nabi saww ketika misi para nabi lainnya as telah berhenti dan manusia sedang tertidur lama. Kejahatan sedang mengangkat kepala, semua urusan sedang dalam keterbengkalaian dan api peperangan bergejolak, sementara dunia kosong dari cahaya dan penuh dengan tipu daya terang-terangan. Daun-daunnya telah menguning, tak ada harapan akan buahnya, sementara air menghilang ke bawah bumi. Menara petunjuk telah lenyap dan tanda-tanda kehancuran telah muncul. Ia (dunia) keras terhadap manusianya dan membelalak ke wajah pencarinya. Buahnya adalah fitnah, makanannya bangkai. Busana batinnya adalah ketakutan sedang busana lahirnya pedang..." (Khutbah ke 89)

Mutiara Hikmah Ahlulbayt : Ilmu dan penuntutnya


Imam As-sajjad as berkata ‘seandainya manusia mengetahui apa yang terdapat dalam ilmu, maka mereka akan mengejarnya walaupun mereka mesti berlayar dan mempertaruhkan hidupnya demi ilmu’ (ushul kafi, jld 1, hal 35)
Hadits diatas dengan sangat indah mengungkapkan betapa mulia dan pentingnya ilmu. Imam Sajjad as hendak menjelaskan pada kita bahwa ilmu lebih penting dibanding apapun. Rasulullah saww bersabda ‘barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan menempatkannya diatas jalan menuju surga. Dan sungguh, malaikat akan merendahkan sayapnya bagi penuntut ilmu karena merasa ridho padanya...’ (al-kafi, kitab al-aql, bab 5, hadits 1)

Kamis, 17 Februari 2011

Pertanyaan-pertanyaan Seputar Keghaiban Imam Zaman afs


Al-'ajal Ya Mahdi
                Kebanyakan dari kita (termasuk saya) sering mempertanyakan keghaiban Imam zaman. Kita sering bertanya, di manakah beliau afs ? kenapa beliau tidak menampakkan diri ? bukankah beliau pasti dijaga Allah dari musuh-musuh-Nya ? dst
Pertanyaan-pertanyaan di atas sah-sah saja, jika niat yang mendorong kita baik. Yakni, kita hendak mencari tahu kebenaran kemudian kita meyakini kebenaran tersebut.
Pada kesempatan ini, kami mencoba menjawab beberapa pertanyaan tentang keghaiban imam zaman afs.

Pertanyaan pertama :
‘kenapa imam Mahdi afs harus ghaib ? bukankah imam dibekali ilmu yang mampu meluluh-lantahkan kejahatan !?’
Jawaban :

Sabtu, 12 Februari 2011

Sekilas Tentang Wilayatul Faqih



Sayyid Ali Khamenei dan Sayyid Ruhullah Musawi
                Wilayatul faqih adalah niyabah (pemegang wewenang sementara) Imam Mahdi afs dalam memimpin umat islam dan menegakkan hukum Allah swt yang merupakan mandat dari beliau afs. Wilayatul faqih merupakan pancaran cahaya, sinaran inti bintang dan ranting dari dahan pohon suci beliau afs.

Al-wilayah, perlindungan
                Harus diketahui bahwa agama menetapkan wilayah (otoritas atau kekuasaan untuk mengatur, memerintah dan melarang) sebagian orang atas sebagian yang lain adalah untuk menjaga orang yang berada didalam naungan wilayah tersebut. Misalnya, wilayah (perwalian) seorang ayah atas anaknya yang masih kecil, perwalian seorang ayah dalam menikahkan anak gadisnya dst. Wilayatul faqih berfungsi menjaga kepentingan umum dan melindungi masyarakat dari penyimpangan, kerusakan dll. Wilayah terikat untuk menjaga kepentingan orang yang berada di naungan perwalian, sang wakil tidak berhak mengatur berdasarkan hawa nafsu, kepentingan dan hasrat pribadinya.

Rabu, 09 Februari 2011

Al-Mahdi, Keadilan dan Kebahagiaan Akhir Zaman



Dimanakah bahtera penyelamat?
Dini hari menjelang subuh, tanggal 15 Syaban 255 Hijriyah, rumah Imam Hasan al-Askari (as) diterangi oleh cahaya imamah yang lahir dari rahim wanita suci bernama Narjis. Kelahiran bayi ini disambut dengan suka cita oleh sang ayah sebab dialah yang kelak akan menjadi pemimpin dunia dan menegakkan keadilan dan kebenaran di seluruh muka bumi. Dialah al-Mahdi yang berita kedatangannya sudah dikabarkan oleh para Nabi. Sekitar 30 tahun lalu Dr Mohammad Tijani, ulama dan cendekiawan asal Tunis dalam bukunya yang berjudul ‘Tsumma Ihtadaitu’ (Akhirnya Kutemukan Kebenaran), menulis, “Selama ini saya meyakini bahwa khilafah adalah masalah politik murni yang tak ada kaitannya dengan agama. Tapi setelah melakukan telaah mendalam dan luas, akhirnya saya dapatkan bahwa masalah imamah atau kepemimpinan adalah salah satu masalah inti agama. Imam Mahdi (as) adalah figur terakhir dari silsilah pemimpin dari keturunan Nabi yang kelak akan membebaskan umat manusia dan menampakkan kebesaran Islam.”
Tijani menegaskan bahwa prisip Mahdisme menjadi salah satu faktor ketertarikan orang di luar Islam kepada ajaran ini. Sang Doktor mengatakan, “Ketertarikan kepada Islam yang semakin tinggi dan mengundang keheranan kalangan para sosiolog dan peneliti agama di seluruh dunia disebabkan oleh faktor adanya prinsip keselamatan umat Manusia di akhir zaman. Seiring dengan memancarnya cahaya Islam di dunia, upaya keras untuk memerangi agama ini juga terus meningkat. Namun pada akhirnya, Imam Mahdi (as) bakal muncul laksana mentari yang menerangi seluruh jagat.”
Seiring dengan revolusi Imam Mahdi dan terjadinya perubahan besar yang mengubah nasib umat manusia, Islam akan menjadi agama yang dianut oleh seluruh manusia di dunia. Kebangkitan Imam Mahdi dan penyebaran agama Islam seluruh dunia adalah fakta pasti akan terjadi. Nabi Saw sudah memberikan kabar gembira kedatangan Imam Mahdi dalam sebuah hadisnya. Beliau bersabda, “Saya memberi kabar gembira kepada kalian akan kedatangan al-Mahdi dari umatku. Dia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan setelah sebelumnya dipenuhi dengan kezaliman. Dia akan membagi kekayaan dengan benar dan adil.”
Imam Mahdi (as) membawa pesan universal. Kebangkitannya akan membebaskan umat manusia dari belenggu perbudakan dan kezaliman. Kedatangan Imam Mahdi (as) akan menampakkan berkah yang terpendam di langit dan bumi. Syahid Ayatollah Sayid Mohammad Baqir Sadr mengatakan, “Misi yang dipikulkan Allah kepada Imam Mahdi (as) adalah melakukan perombakan besar di alam. Karena itu, revolusi besar ini memerlukan sejumlah persyaratan seperti revolusi-revolusi sosial lainnya. Revolusi ini bakal membawa umat manusia keluar dari kegelapan kezaliman kepada cahaya keadilan.”
Salah satu gelar paling terkenal untuk Imam di akhir zaman ini adalah ‘al-Mahdi’ yang berarti ‘orang yang diberi petunjuk’ dan ‘al-Qaim’ yang artinya ‘orang yang bangkit’. Imam Hasan Askari, ayahanda Imam Mahdi, pernah berkata, “Syukur kepada Allah yang tidak mencabut ruhku sampai aku bisa menyaksikan penerusku. Dia adalah orang yang perilaku dan rupanya paling mirip dengan Rasulullah Saw. Allah akan melindunginya selama masa ghaib dan akan memunculkannya kembali untuk memenuhi dunia dengan keadilan setelah dipenuhi oleh kezaliman.” Rasulullah Saw mengenai Imam Mahdi, dalam sebuah hadis bersabda, “Baqiyyatullah al-Mahdi saat muncul kelak akan duduk di atas mimbar sedangkan umat manusia berbaiat kepadanya. Dia akan memperlakukan mereka seperti aku memperlakukan umat.” Dalam hadis lain, Rasulullah Saw bersabda, “Al-Mahdi dari keturunanku. Dia akan berperang untuk memperjuangkan sunnahku sebagaimana aku berperang untuk menegakkan wahyu.” Hadis Nabi Saw yang lain menyebutkan, “Dia akan meletakkan kaki dia atas jejakku dan tak akan pernah menyimpang dari jalanku.” “Al-Mahdi adalah salah satu keturunanku. Namanya sama dengan namaku dan kunyahnya sama dengan kunyahku.”
Sirah Nabi Saw dilandasi oleh sikap kasih sayang dan cinta. Ketika menundukkan kota Mekah saat pasukan Muslim memasuki kota itu, Saad bin Ubadah pemegang panji kelompok Anshar berseru, “Hari ini adalah hari pertempuran.” Suara Saad didengar Rasul Saw. Beliau lantas bersabda, “Tidak demikian, hari ini adalah hari pengampunan dan rahmat.” Imam Mahdi (as) akan mengikuti jejak kakeknya yang mulia. Beliau adalah rahmat bagi umat manusia. Kasih sayangnya kepada umat tak bisa dilukiskan dengan kata-kata. Al-Mahdi adalah makhluk Allah yang paling suci, kandungan kemurahan dan kesucian serta mengibar panji keadilan. Nabi menyebutnya Merak penghuni surga. Beliaulah yang kelak akan menghidupkan pelita benderang kebenaran dan keadilan serta membimbing dunia kepada kebahagiaan hakiki. Imam Ja’far Shadiq (as) berkata, “Demi Allah, keadilan yang ditegakkan al-Mahdi akan menembus ke seluruh lorong dan sudut setiap rumah seperti udara panas dan dingin yang menembus ke semua ruang.”
Sejarah manusia belum pernah menyaksikan tegaknya keadilan secara nyata dan sesungguhnya di muka bumi. Padahal manusia secara fitrah mendambakan keadilan dan kedamaian. Manusia memang telah berhasil mencapai banyak kemajuan di bidang ilmu. Namun dalam banyak kasus kemajuan ilmu itu malah membawa petaka dan kehancuran. Kelak di masa pemerintahan al-Mahdi, kemajuan akan dicapai dalam bentuknya yang paling sempurna dengan hasilnya yang dirasakan oleh semua manusia secara nyata. Di masa itu, tak ada celah bagi kemunafikan dan diskriminasi. Hubungan antara berbagai bangsa berjalan atas dasar keadilan, persahabatan dan rasa hormat. Kebenaran hakiki dalam bentuk ajaran Islam akan nampak dan seluruh umat manusia akan mengikutinya. Di masa itu, pemikiran umat manusia akan menyatu. Mereka semua menyembah dan mengagungkan Allah yang Maha Esa. Akal manusia akan mencapai kematangan yang menakjubkan dan ilmu akan berkembang secara mencengangkan. Tak ada kerusuhan, konflik dan ketidakamanan di zaman itu. Firman Allah yang menyebutkan tentang pergantian rasa takut menjadi ketentraman akan menemukan wujudnya yang nyata. Dunia dipenuhi dengan kehangatan, keakraban, perdamaian dan kasih sayang. Dunia benar-benar berada dalam keindahan yang sebenarnya. Untuk menegakkan pemerintahan yang dicita-citakan itu, tentunya al-Mahdi memerlukan para pengikutnya yang setia dan suci. Mereka adalah manusia-manusia pemberani, bijak dan pecinta keadilan. Merekalah yang bakal berjuang di bawah kepemimpinan al-Mahdi untuk menegakkan pemerintahan ilahi yang hakiki. Imam Ali (as) dalam sebuan riwayat menyebutkan bahwa para sahabat al-Mahdi adalah para pemuda. Saat muncul kelak, Imam Mahdi (as) berpenampilan layaknya sosok manusia matang berusia 40 tahun. Jumlah sahabat terdekat beliau 313 orang sama dengan jumlah sahabat Nabi Saw di perang Badr.
Sumber : IRIB